I DIDN’T MEAN TO........
Ini terjadi saat hari ulang tahun ku yaitu 17
Nopember 2013 kemarin. Entah mengapa aku begitu emosi kepadanya, seorang teman
anggaplah si R. Dia adalah teman ku sejak SD dan kita dipertemukan lagi di hari
Idul Fitrih di sebuah Reunian SD. Semenjak itu aku mulai contact-contact-an
dengannya hingga kurang lebih 3 bulan sampai sekarang. Setiap malam dia tidak
pernah absen sms ku entah itu Cuma iseng atau apalah gak ngerti aku. Tapi ku
akui dia begitu baik, perhatian, dan selalu menasehatiku. Ku berfikir sejak itu,
munkinkah dia akan menggantikan sahabatku yang ku cintai?? Mungkin saja karena
ku yakin dia benar-benar ikhlas berteman denganku. Mereka semua tau kalau
seorang Farida yang katanya cuek, pemarah, dan ngambekan lebih mementingkan
sebuah persahabatan dibandingkan dengan pacaran.
Bahkan ku
akan sangat marah jika sebuah pertemanan hanya di buat lelucon dan bahan
tertawaan. Saat itu si R SMS aku tepat pada hari ultahku, jawabanku gak jauh
dari “ya, oh, hmmm” yups cuek sekali dan si R baru sadar kalau aku cuek padanya.
Dia bertanya kenapa ku berubah padanya. Akhirnya kemarahan yang selama ku
pendam sejak dia bersalah padaku melunjak saat itu juga. Emosiku sudah gak bisa
dihentikan. Marah? Yah benar-;benar marah padanya.
“ku gak berniat buat kamu sebagai bahan tertawaan,
saya hanya bercanda” jelasnya
Aku tetap saja gak bisa berhenti-henti marah
padanya, yah memang masalah kecil tapi masalah kecil yang di lakukan seorang
teman dan sahabat adalah masalah besar bagiku. Dia hanya buat ku merasa gak
enak karena candaannya, yah Cuma bercanda tapi itu berbeda dengan candaan sahabat-sahabatku yang lain. Entah kenapa mungkin karena sudah terlalu
dekat dengannya, hingga ku berfikir pentingkah dia untuk ku?? Ah saat itu ku benar-benar
kesal hingga pada akhirnya hati saya lega karena sudah memarahinya dan mulai
berfikir lagi untuk bersikap biasa-biasa saja dengannya.
Semenjak itu dia sudah gak SMS lagi
denganku beberapa hari. Kangen rasanya HP ini berbunyi dengan SMS nya tapi tak
apalah mungkin ini yang terbaik untuk ku dan untuknya. Entah kenapa Hati ini
merasa bersalah kepadanya, marah yang ku lontarkan membuat perasaan bersalah
dan menyesal walaupun itu mereka yang bersalah. Yah itulah sifatku, karena
setiap aku marah pada seorang yang punya salah padaku dan pada akhirnya ku
merasa menyesal dan minta maaf pada orang yang punya salah padaku. Oh my god
benarkah sikap ku ini?? Jika sifat seperti ini gak ada gunanya juga bagiku maka
mulai sekarang aku akan belajar menahan emosiku dan mencoba untuk bersabar
menghadapi masalah sekecil apapun itu karena ku tau tanpa berfikir dua kali
dampak yang di timbulkan tidak akan mengubahnya. Dosen ku bilang “Apa yang di alami saat ini adalah dampak
berfikir anda yang kemarin dan apa yang dialami esok hari adalah dampak dari
berfikir anda saat ini & apa yang anda bayangkan saat ini, sedang
menciptakan masa depan”
***
Tak lupa ku lontarkan kata maaf ku
padamu yang sudah sekian banyak emosiku menyerang hatimu. Penyesalanku membuat
diri ini tak henti memikirkannya. Saya harap kamu bisa memaafkanku, yang lalu
biarlah berlalu. Semoga ALLAH menyertaimu, teman.
(Special buat seorang teman)
0 comments:
Post a Comment